Daemon adalah proses yang berjalan di balik layar (background) dan tidak berinteraksi langsung dengan user melalui standard input/output
Pembuatan Daemon :
Fork Parent Process dan penghentian Parent Process
Langkah pertama adalah melakukan forking untuk membuat process baru kemudian mematikan Parent Process. Process induk yang mati akan membuat system mengira proses telah selesai sehingga akan kembali ke terminal user. Proses anak yang melanjutkan program setelah proses induk dimatikan.
Mengubah mode file menggunakan UMASK(0);
Untuk menulis beberapa file (termasuk logs) yang dibuat oleh daemon, mode file harus diubah untuk memastikan bahwa file tersebut dapat ditulis dan dibaca secara benar. Pengubahan mode file menggunakan implementasi umask().
Membuat Unique Session ID (SID)
Child Process harus memiliki unik SID dari kernel untuk dapat beroperasi. Sebaliknya, Child process menjadi Orphan Proses pada system. Tipe pid_t yang dideklarasikan pada bagian sebelumnya, juga digunakan untuk membuat SID baru untuk child process. Pembuatan SID baru menggunakan implementasi setsid(). Fungsi setsid() memiliki return tipe yang sama seperti fork().
Directori kerja yang aktif harus diubah ke suatu tempat yang telah pasti akan selalu ada. Pengubahan tempat direktori kerja dapat dilakukan dengan implementasi fungsi chdir (). Fungsi chdir() mengembalikan nilai -1 jika gagal.
Salah satu dari langkah terakhir dalam mengeset daemon adalah menutup file descriptor standar (STDIN, STDOUT, STDERR). Karena daemon tidak perlu menggunakan kendali terminal, file descriptor dapat berulang dan berpotensi memiliki bahaya dalam hal keamanan. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan implemtasi fungsi close().
Daemon bekerja dalam jangka waktu tertentu, sehingga diperlukan sebuah looping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar